08/08/11

Doktor yang Pelawak

Diposting oleh Bocah Sman1c |

PENCETUS BELAJAR KIMIA MELALUI PUISI DAN LAGU
dasilarawati.edit_.jpg

Jika kita bertemu dengan seorang intelektual yang bergelar “doktor”, maka kesan pertama yang ditangkap adalah orangnya pasti serius, pinter, pendiam, dan sedikit banyak bertampang angker. Kesan itu sama sekali salah ketika kita bertemu doktor yang satu ini. Doktor Metodologi Evaluasi lulusan Pascasarjana UNY ini jauh dari kesan tersebut. Wajahnya yang sumringah, selalu tersenyum, sangat jauh dari kesan angker dan serius, meskipun segudang ilmu dikuasainya dengan sangat luar biasa. Itulah sosok Doktor Das Salirawati, M.Si, salah satu dosen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY.

Hal ini wajar saja, karena doktor yang satu ini adalah jebolan finalis “Piala Dunia Tawa 2010” TPI (sekarang MNCTV) dan bakat melawak sudah digelutinya sejak duduk di bangku kuliah S-1 di IKIP Jakarta (sekarang UNJ). Karir melawaknya diawali tahun 1986, ketika itu ada even lomba lawak tunggal antar mahasiswa se-DKI. Oleh teman-teman dan Dekan FPMIPA IKIP Jakarta beliau didaftarkan lantaran kelucuannya sudah lama diketahui oleh lingkungan kampus. Tanpa disangka beliau menyabet juara I dengan ketua juri pada saat itu Darto Helm. Di tahun berikutnya (1987) di even lomba yang sama, ia menyabet juara I lagi, sehingga di tahun 1988 tidak diperbolehkan mengikuti lagi oleh panitia.
Sejak itu beliau malang melintang melawak dari satu hotel ke hotel, dari satu perhelatan pesta ke perhelatan. Teman seangkatannya melawak adalah Ginanjar dan Derry, tetapi mungkin keduanya sudah lupa. Namun hal ini memunculkan kemarahan sang ayah hingga diultimatum untuk memilih studi atau melawak. Pilihan yang sangat sulit pada saat itu, tetapi akhirnya ia memilih menyelesaikan studi selama 4 tahun dengan IPK yang tidak mengecewakan 3,32 (termasuk tinggi pada saat itu).    
Namun ternyata panggilan jiwanya tetap bergejolak meski sudah menjadi seo-rang dosen. Akhirnya bakat lucunya disalurkan lewat intermeso segar ketika sedang mengajar. Bahkan setiap akhir kuliah beliau selalu membacakan puisi atau menya-nyikan lagu yang sedang tenar tetapi syairnya diganti dengan ringkasan materi yang dikuliahkan. Akibatnya doktor yang satu ini menjadi dosen idola bagi mahasiswa yang diajarnya, bahkan mahasiswa yang nilainya B-pun mengulang lagi hanya ingin mende-ngar cerita-cerita lucu yang sering diselipkan di tengah-tengah mengajar.
beliau seorang penulis buku yang produktif, karya puisi dan lagunya juga dituangkan dalam buku-buku karyanya, misalnya buku kimia untuk peserta didik SMA/MA yang diberi judul “Belajar Kimia secara Menarik”. Selain puisi dan lagu, dalam buku beliau juga ditampilkan berbagai percobaan berbasis lingkungan sebagai antisipasi bagi sekolah yang tidak memiliki sarana laboratorium yang lengkap. Singkatnya dalam buku-buku yang beliau karang selalu ada hal-hal baru dan menarik, bahkan secara cerdas semua konsep kimia dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga cita-citanya untuk menghapus pendapat peserta didik bahwa kimia sebagai mata pelajaran yang menakutkan dan membosankan diharapkan hilang perlahan-lahan berubah menjadi menyenangkan dan bermakna (joyful learning dan meaningful learning).
Beliau memang sangat gigih mempopulerkan joyful learning, khususnya untuk kimia dan rumpun mata pelajaran IPA lainnya (biologi dan fisika). Adapun yang melatarbelakangi pemikirannya adalah bahwa otak manusia yang terbagi menjadi otak bagian kanan dan kiri seharusnya diseimbangkan dalam proses pembelajaran mata pelajaran apa saja. Kenyataannya  (terutama ilmu eksakta) lebih banyak mengembang-kan otak sebelah kiri yang berkutat dan menekankan pada logika dan penalaran. Padahal anak didik juga perlu imajinasi, estetika, dan musik agar kebutuhan otak kanan juga terpenuhi. Dengan pembelajaran melalui puisi dan lagu dan selingan-selingan menyegarkan, maka otak kanan dan kiri akan menjadi seimbang. (wit)

0 komentar: